Rahim Pengganti

Bab 174 "(Bukan) Malam Panas"



Bab 174 "(Bukan) Malam Panas"

0Bab 174     
0

Malam Panas     

Setelah dari angkringan tersebut mereka berdua lalu berjalan menuju penginapan. Sepanjang perjalanan tak pernah lepas Daffa menggandeng tangan istri nya tersebut Gina yang melihat hal itu sangat senang dengan apa yang dilakukan oleh suami nya. Kedua nya begitu terlihat sangat serasi beberapa orang yang berjalan dan nongkrong dipinggir jalan melihat kedua nya lewat berdecak kagum dengan apa yang dilakukan oleh Daffa. Tidak banyak suami yang mau melakukan hal seperti yang dilakukan oleh Daffa membantu dan membimbing istri nya dengan begitu penuh kasih sayang. Gina juga terus bercerita mengenai anak kecil yang tadi mereka temui. Hormon ibu hamil membuat Gina sangat mudah terharu dengan apa yang dilakukan lain membuat wanita itu bersedih.     

Setelah sampai di penginapan daftar langsung membereskan makanan yang akan mereka makan saat ini juga. Sedangkan Gina sudah masuk ke dalam kamar mandi ibu hamil itu mudah sekali merasakan panas yang berlebihan terkadang Daffa hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku dari istri nya. Pernah suatu ketika Gina yang merasakan gerah hanya tidur dengan pakaian dalam saja , melihat hal itu terkadang membuat jiwa normal dari seorang laki laki terguncang.     

Setelah makanan tersusun dengan rapi Daffa lalu menunggu sang istri keluar dari dalam kamar mandi itu lalu mengecek beberapa notifikasi yang sejak tadi sudah muncul di layar ponsel sang sang istri ketika melihat notifikasi tersebut dahi Daffa berkerut dengan begitu berat yaitu tidak mengerti dengan apa yang baru saja dirinya lihat. Semua notifikasi dari nomor yang tidak dikenal mengirimkan kata kata yang menurut Dafa tidak pantas diucapkan.     

Tak lama Gina lalu keluar dari dalam kamar mandi wanita itu bingung melihat raut wajah yang ditampilkan oleh sang suami sangat berbeda Gina lalu berjalan menuju kearah suami nya dan duduk di samping Daffa. Dina menyentuh tangan suaminya hal itu membuat Daffa menoleh ke arah sang istri terlihat sangat jelas bahwa saat ini Daffa sedang memikirkan sesuatu.     

"Ada apa Mas?" tanya Gina. Dafa lalu memberikan ponselnya kepada sang istri dan meminta Gina untuk mengecek notifikasi dari pesan tersebut ketika Gina melihat matanya melotot saat Dafa sudah membaca pesan dari orang yang sudah beberapa hari ini memang sangat mengganggu diri nya Gina tahu siapa yang mengirim pesan tersebut sehingga wanita itu tidak merespon. Namun, seperti nya saat ini sang suami salah paham dengan apa yang terjadi Gina lalu memblokir nomor tersebut dan menghapus pesan yang masuk.     

"Kenapa di hapus?" tanya Daffa. Dari nada bicara yang dilakukan oleh Daffa terkenal sangat jelas bahwa pria itu begitu tidak suka dengan apa yang baru saja terjadi melihat hal tersebut membuat Gina tersenyum kearah suami nya jika dapat cemburu seperti saat ini terlihat sangat jelas dan juga begitu menggemaskan.     

Gina lalu mengambil tangan suaminya dan menggenggam tangan Daffa dengan begitu erat wanita itu lalu menjelaskan apa apa yang terjadi sebelumnya, Dafa tetap dalam mode diamnya pria itu tidak banyak mengeluarkan suara hingga akhirnya Daffa menoleh ke arah sang istri setelah kita mengatakan apa yang terjadi.     

Keduanya saling berpandangan satu dengan yang lain hingga tangan kina menyentuh pipi Dafa hal tersebut membuat Dafa memejamkan matanya apalagi saat ini melihat pakaian yang digunakan oleh istrinya begitu tipis baju berwarna navy tersebut terlihat begitu cocok di badan dan sangat pas untuk sang istri.     

Daffa membuka matanya dilihatnya saat ini sang istri beranjak dari tempat duduknya dan tutup di atas pangkuan dirinya dada yang semakin membesar semakin membuat Daffa tidak tahan dengan apa yang ada di depannya saat ini perut buncit milik sang istri mendamba suatu sensasi yang luar biasa Gina terlihat begitu menggoda saat ini.     

"Hanya kamu seorang, pria yang ada di dalam hatiku Mas," bisik Gina. Wanita itu terlihat berbeda hari ini sejak usia kandungan Gina semakin membesar istrinya itu lebih terlihat menggoda bahkan kita tidak segan-segan meminta kepuasan kepada sang suami. Bibir seksi milik Ina sudah mendarat di telinga Daffa wanita itu mengecupi telinga milik suaminya dan menggigit tangan begitu pelan hal tersebut membuat sensasi yang begitu luar biasa di tubuh kedua nya.     

Dengan begitu berani Gina mendekatkan bibirnya dan menyentuh bibir sang suami wanita itu menempelkan benda kenyal tersebut hingga Gina ingin menarik bibirnya namun, langsung ditahan oleh Daffa, pria itu seketika memegang tekuk sang istri sehingga membuat ciuman yang awal nya hanya menempel berubah menjadi lumatan singkat kedua lidah mereka sudah saling bersentuhan cuman tersebut begitu pelan tidak tersirat sebuah nafsu di mata kedua nya.     

***     

Setelah pertarungan bibir keduanya saat ini ini Gina sedang memakan makanan yang mereka beli tadi. Wanita hamil itu benar benar mampu membuat sang suami hanya bisa geleng geleng kepala dengan apa yang sudah dilakukan Gina titik Setelah memancing sang suami Gina lalu meminta suami nya untuk beranjak dari tempat itu karena dirinya sudah sangat lapar.     

Kedua nya makan dengan begitu lahap apalagi sang istri yang sudah menghabiskan 2 potong ayam goreng yang mereka beli istrinya begitu sangat menikmati makanan tersebut melihat hal tersebut membuat Daffa semakin cemas dengan Gina.     

"Ini sambal nya enak banget loh Mas. Aku mau banget beli lagi," ujar Gina.     

"Nanti kita makan di sana lagi," balas Daffa.     

Kedua nya, melanjutkan makan malam nya. Setelah selesai, tidak ada hal lain yang kedua nya lakukan. Gina langsung mengambil tablet nya, wanita hamil itu langsung menghidupkan WiFi penginapan. Tak lupa sebelum mereka datang ke tempat ini, hal pertama yang dilakukan oleh Gina adalah meminta suami nya untuk menyiapkan WiFi di tempat tersebut, jika penginapan mereka tidak ada fasilitas tersebut, Gina meminta suami nya untuk mencari ke tempat lain.     

Dan hal yang di lakukan oleh Gina, adalah saat ini wanita itu sedang melanjutkan drama Korea yang ada di dalam tablet nya.     

"Kamu mau nonton sayang?" tanya Daffa. Gina menganggukkan kepala nya, jika sudah seperti ini maka dapat dipastikan. Istri nya hanya akan fokus dengan film dan tidak memperdulikan sekitar. Helaan nafas berat terdengar dengan sangat jelas, dan hal itu membuat Gina menoleh ke arah suaminya.     

"Kamu nggak suka mas?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh ghina benar benar membuat Dafa bingung harus menjawab Seperti apa hingga akhir nya wanita hamil itu memasang raut wajah kesal kepada sang suami. Daffa yang tidak bisa melihat perubahan raut wajah dari istri nya seketika mengatakan bahwa dirinya baik baik saja dengan apa yang di lakukan oleh sang istri. Setelah mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Daffa, Gina langsung menampilkan senyum bahagia di bibir nya wanita itu lalu kembali menghadap ke arah tablet dan mulai memutar film yang dipilih.     

Film yang ditonton oleh Gina saat ini adalah genre horor dan hal itu membuat Daffa bingung karena setahu Dafa isinya itu tidak menyukai genre film seperti saat ini tapi yang ditonton oleh Gina adalah film yang begitu menyeramkan menurut Daffa.     

Dafa lalu bertanya kepada istrinya itu kenapa Gina lebih memilih genre tersebut sedangkan biasanya sang istri tidak pernah mau menonton film horor apalagi horor Indonesia dan juga Thailand berbeda dengan horor Korea yang saat ini sedang ditonton oleh istrinya mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Daffa membuat konsentrasi Gina terpecah wanita hamil itu lalu menatap dengan tajam kearah sang suami.     

Gina lalu menjelaskan apa yang dan kenapa diri nya menyukai film tersebut Dafa yang tidak mengerti dengan apa yang diucapkan istri nya hanya tersenyum dan menganggukkan kepala nya yaitu lalu ikut kembali bergabung dengan saya yang sedang menonton drama. Ada hal yang membuat dan Daffa bingung ketika orang lain menonton film horor maka yang dilakukan adalah ekspresi takut. Tapi saat ini istrinya tertawa dan hal itu benar benar membuat darah tidak mengerti dengan apa yang ada ada di dalam pikiran istri nya itu.     

Setelah selesai dari menonton film tersebut Gina lalu mengajak suaminya itu untuk tidur. Seperti biasa kebiasaan Gina saat tidur adalah meminta suami nya untuk mengusap perut nya dan hal itu membuat Daffa begitu gemas dengan sikap yang dilakukan oleh istri nya tersebut.     

"Mas nanti kalau aku melahirkan dan kamu disuruh memilih antara menyelamatkan aku atau anak kita kamu lebih memilih yang mana?" tanya Gina. Mendengar pertanyaan tersebut membuat Dafa mengerutkan dahinya pria itu tidak mengerti dengan apa yang diucapkan oleh istrinya tersebut. Sedangkan Gina saat ini sedang menunggu jawaban dari sang suami mengenai pertanyaan yang baru saja dirinya lontarkan.     

"Maksudnya gimana Mas nggak ngerti?" tanya Daffa.     

"Itu lho mas bisa nanti kita kan nggak tahu ke depannya Seperti apa terus ada sesuatu hal ya terjadi sama aku lalu dokter mengatakan hanya bisa menyelamatkan 1 orang diantara antara kami Mas akan memilih menyelamatkan aku atau menyelamatkan anak kita."     

Daffa terdiam mendengar ucapan yang dilontarkan oleh sang istri sungguh saat ini pria itu sangat tidak suka dengan apa yang ditanyakan oleh istrinya sedangkan Gina hanya menatap sang suami dengan begitu banyak pertanyaan . Gina terus saja menunggu jawaban yang akan diucapkan oleh sang suami mengenai apa yang saat ini ini dirinya lakukan.     

"Kalian adalah dua hal yang begitu aku dambakan tidak ada yang bisa aku pilih diantara kalian Kamu adalah istri yang begitu aku cintai begitu juga dengan anak yang saat ini kamu kandung tapi jika aku harus memilih maka aku akan memilih kamu bukan karena aku tidak mencintai anak kita tapi ketika kamu pergi aku banget jadi orang tidak bisa hidup tanpa kamu. Anak masih bisa kita cari masih bisa kita proses lagi kamu tidak akan pernah bisa jika ku nanti tapi Tuhan berkata lain dan ternyata kamu harus meninggalkan kami Aku tidak tahu bagaimana aku harus menjalani hidup tanpa kamu dan kamu harus tahu sesulit apapun seterjal apapun rintangannya harus aku hadapi demi menyenangkan hati kalian berdua maka aku akan melakukan hal tersebut agar kalian bisa hidup bersama. Kamu dana kita adalah dua hal yang begitu berbeda kalian berada ditempat yang tak sama kamu adalah belahan jiwa penyemangat hidupku apapun akan aku lakukan untuk kamu begitu juga dengan anak kita apapun akan kulakukan demi dia meskipun aku harus merelakannya nanti."     

Mendengar ucapan tersebut membuat air mata kita mengalir dengan sangat deras wanita itu tidak pernah menyangka bahwa jawaban yang dilontarkan oleh suaminya begitu tulus Gina begitu bahagia mendengarnya. Sebagai seorang istri dan juga Ibu mungkin dia juga akan melakukan hal sama yang akan dilakukan oleh suaminya tidak ada seorang ibu ataupun ayah yang merelakan anaknya dan Gina akan berusaha untuk selalu membuat anak yang ada di dalam kandungannya sehat hingga nanti saat anak itu lahir ia akan begitu bangga dengan seorang ayah yang begitu menyayanginya.     

Keduanya lalu tertidur cinta tak pernah lepas memeluk sang suami begitu juga dengan Daffa pria itu mengusap punggung istrinya lalu sesekali mengecup dahi kita dengan penuh cinta mereka berdua begitu menikmati proses yang sangat panjang ini proses yang begitu melelahkan banyak hal yang harus mereka hadapi pernikahan perjodohan bahkan Daffa masih memiliki rasa dengan masa lalunya saat itu rasa yang harus dirinya pendam namun tidak ada namanya kata sia-sia dari apa apa yang dilakukan oleh mereka cinta tumbuh dengan terbiasa kata itu benar-benar terjadi adanya di kehidupan Daffa dan juga Gina keduanya saling mencintai saling menyayangi satu dengan yang lain.     

***     

Pagi hari yang begitu indah ini pria itu menatap kearah sang istri mata yang tertutup bulu mata yang begitu lentik serta bibir yang begitu manis membuat Dafa begitu ingin mengecup bibir itu tanpa banyak menyia-nyiakan waktu Daffa lalu mendekat ke arah sang istri menempelkan bibir keduanya dengan begitu erat pria itu mencuri-curi ciuman di pagi hari yang begitu indah ini. Tidak ada lumatan tidak ada kecupan hanya menempel yang dilakukan oleh Daffa pria itu tidak mau mengganggu tidur istrinya.     

Tak lama Gina terbangun wanita itu membuka matanya hal yang pertama kali dirinya lihat adalah sang suami tersenyum ke arahnya senyum yang begitu membuat Gina selalu jatuh cinta kepada Daffa wanita itu lalu menyatukan bibir mereka tidak ada lumatan hanya sebentar melihat hal itu senyum Dafa terbit.     

"Selamat pagi kamu udah duluan bangun mas udah lama?" tanya Gina. Sedangkan Daffa hanya tersenyum mendengar ucapan yang dilontarkan oleh istrinya itu tidak ada sedikitpun Dafa ingin membalas dan menjawab pertanyaan tersebut pria itu tetap tersenyum menatap wajah cantik istrinya.     

"Nggak usah senyum-senyum kayak gini deh Mas, bikin horor aja tahu nggak perasaan semalam aku nontonnya horor komedi tapi kok suamiku jadi gini."     

Sontak saja mendengar hal itu membuat Daffa tertawa dengan begitu keras pria itu lalu mencubit kedua pipi istrinya semakin hari Gina semakin mengembang ibu hamil itu benar-benar membuat setiap orang yang melihatnya berat badan ghina sudah naik begitu besar tapi meskipun seperti itu tidak pernah sedikitpun Dafa melontarkan hal yang melukai hati sang istri. Karena Daffa tahu wanita yang dengar rela menikah mengandung anaknya dan mengurusi dirinya adalah wanita terbaik yang dikirim Tuhan tidak mungkin dia sebagai seorang pria menyakiti hati wanitanya.     

Setelah cukup berlama-lama di atas tempat tidur Gina lalu beranjak dari tempat tidurnya pagi ini ini mereka akan berjalan-jalan mengelilingi alun-alun Bandung dengan mobil sewaan yang akan membawa mereka berdua berkeliling.     

"Aku atau kamu duluan Mas yang mandi?" tanya Gina.     

"Gimana kalau kita berdua aja langsung mandinya menghemat waktu sayang," tawar Daffa. Mendengar hal itu seketika langsung membuat Gina melotot dengan tajam wanita itu lalu meninggalkan suaminya di atas tempat tidur dan masuk kedalam kamar mandi Gina menutup pintu kamar mandi dengan begitu kuat sedangkan Daffa tertawa melihat sikap istrinya tersebut.     

Pukul 08.00 pagi mobil yang sudah disewakan oleh sang mertua sudah sampai di depan penginapan seorang pria paruh baya yang bernama Yusuf tersebut merupakan orang asli Bandung yang ternyata adalah salah satu karyawan Bapak Joyo di perusahaan cabang Bandung milik keluarga dari suaminya tersebut. Mengetahui hal itu membuat Gina menjadi begitu senang karena baginya jika orang terdekat mereka aja keliling maka akan lebih nyaman untuk mereka.     

"Kalau sarapan di daerah sini enaknya di mana ya pak?" tanya Gina.     

"Di daerah selatan Bu nanti saya bawa ke sana Nyonya Sri udah menyampaikan kalau ibu dan bapak akan liburan dan diminta untuk membawa kalian berkeliling di tempat-tempat wisata yang menjadi icon terbaik di kota ini," jawab Pak Yusuf.     

Mendengar hal itu membuat Gina begitu bahagia mereka lalu mulai berangkat dari penginapan menuju tempat yang menjadi rekomendasi Pak Yusuf sepanjang perjalanan Gina hanya diam wanita itu hanya mendengar bagaimana kedua pria yang berbeda usia itu saling bercerita mengenai perusahaan Bapak Joyo yang begitu berkembang pesat di kota ini kita tidak pernah mengira jika mertuanya itu adalah pengusaha sukses meskipun Bapak Joyo masih menjabat menjadi seorang aparatur negara tapi di dunia bisnis mertuanya itu luar biasa.     

Perjalanan yang dilakukan oleh Gina dan Daffa begitu menyenangkan ibu hamil itu menikmati setiap hal yang mereka berdua lakukan menikmati hari-hari bersama Daffa tidak pernah lepas menggandeng istrinya itu begitu juga dengan Gina wanita itu begitu bersyukur dengan apa yang saat ini dirinya rasakan kehamilan ya menurut Gina tidak begitu rewel ketika Dafa pergi namun jauh berbeda ketika sang suami pulang dari bertugas banyak hal yang biasanya dirinya bisa lakukan sendiri berubah menjadi sangat manja ketika ada Dafa hal itu juga terkadang membuat Dafa bingung tapi dia juga sangat senang dengan apa yang dilakukan oleh istrinya.     

"Bagus banget ya mas," ucap Gina. Setelah sarapan pagi saat ini mereka sedang pergi ke sebuah tempat yang begitu indah Jalan Braga tempat yang begitu sangat indah menurut Gina di jalan ini banyak berdiri bangunan-bangunan yang begitu legendaris banyak makanan banyak hal yang membuat Gina begitu ingin pijakan kaki nya ke jalan ini. Daffa tersenyum mendengar apa yang diucapkan oleh istrinya tersebut pria itu akan selalu melakukan apapun untuk istrinya.     

Setelah selesai dengan aktivitas mereka di jalan tersebut Lalu membawa mereka berdua menuju salah satu tempat yang begitu indah dan enak jika untuk makan siang mendengar hal tersebut membuat kita begitu semangat wanita itu lalu segera meminta Pak Yusuf untuk membawanya pergi ke tempat tersebut.     

***     

Perjalanan 1 hari ini begitu sangat menyenangkan bagi keduanya apalagi ibu hamil itu begitu bahagia diajak keliling-keliling kota Bandung dan tadi sore mereka sebelum pulang yang membeli makan malam untuk makan di penginapan dan juga menitipkan beberapa oleh-oleh untuk keluarga Pak Yusuf.     

Saat ini ini keduanya sedang menikmati makanan yang sudah dibeli sebelumnya baju yang digunakan Gina malam ini benar-benar begitu seksi membuat Daffa hanya bisa menghela napasnya selalu saja istrinya itu bisa membuat dirinya panas dingin dengan apa yang dilakukan oleh istrinya tersebut.     

Gina seolah tidak peka dengan apa yang terjadi hal itu membuat Daffa hanya bisa mengelus dadanya selesai dari makan malam bersama keduanya tidak langsung seperti kemarin melainkan saat ini mereka berada di atas tempat tidur yang sama.     

"Capek?" tanya Daffa. Dina menjawab dengan gelengan kepala wanita itu lalu menghadap ke arah suaminya bermain-main di atas dada sang suami dengan begitu intens melihat tingkah laku istrinya itu membuat Dafa hanya bisa menahan napas. "Mas!!" panggil Gina, dengan begitu mesra wanita itu menatap suaminya dengan begitu intens tatapan yang sulit diartikan oleh Dafa tatapan yang membuat Dafa bingung tentang apa yang diinginkan oleh sang istri.     

Hingga akhirnya Daffa terkejut dengan ulasan istri pria itu masih terdiam ketika melihat sang istri mengecup bibirnya kecupan yang begitu intens bahkan bukan hanya mengecup tapi Gina juga melumat hal tersebut membuat Dafa terkejut. Hingga akhirnya permainan bibir mereka lakukan dengan sangat pelan mengecup bibir istrinya itu bibir yang selalu menjadi candu untuknya bibir yang begitu dirinya rindukan.     

Saat ini bukan lagi ciuman, melainkan sudah menjadi lumatan Gina begitu agresif malam ini dan hal itu membuat senyum dibibir Dafa begitu mengembang pria itu lalu memposisikan istrinya berada di atas perut seksi milik Gina membuat semakin begitu tidak sabar.     

Entah siapa yang memulai saat ini keduanya sudah tanpa sehelai benang pun posisi Gina masih ada di atas Daffa pria ini membiarkan istrinya berada di sana akhirnya membawa sang istri berada di bawahnya, tanpa menekan perut Gina mulai memposisikan dirinya ciuman yang awalnya hanya di bibir saat ini sudah turun ke leher jenjang milik Gina desahan keluar dari mulut manis Gina.     

"Kamu nyaman dengan posisi seperti ini sayang?" tanya Daffa. Pria itu tidak mau menyakiti istrinya sehingga dirinya akan mencari tempat ternyaman agar sang istri juga bisa merasakan matanya begitu dalam, "Aku nyaman Mas," jawab Gina.     

Mendengar jawaban itu membuat Daffa langsung melancarkan aksinya malam ini akan menjadi Malam yang begitu pasti antara keduanya desahan demi desahan yang terdengar dengan sangat nyaring membuat keduanya semakin bersemangat melakukan hal yang membuat mereka begitu bahagia dengan sangat pelan melakukan hal tersebut, keduanya menyatu dengan begitu dalam suara yang begitu indah keluar dari mulut Gina semakin membuat Daffa begitu bersemangat itu mulai menggoyangkan pinggulnya tetap menjaga perut buncit Daffa juga beberapa kali mengecup perut buncit tersebut dirinya juga untuk bekerjasama malam ini.     

"Ahhhhhhh!!!"     

Keduanya sampai pada puncak, yang entah sudah berapa kali kenikmatan surga dunia itu dicapai. Daffa lalu mengecup dahi istrinya, mengucapkan banyak terima kasih. Dan tak lupa, juga mengecup perut sang istri.     

###     

Selamat membaca dan terima kasih.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.